CLOSE
Wall Street Dibayangi Aksi Profit Taking, Bagaimana Kabar dari Arah Pergerakan Komoditas?
Indeks pada perdagangan minggu lalu ditutup menguat pada level 6643. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh Infrastructures (1.166%), Properties & Real Estate (1.069%), Financials (0.631%), Basic Materials (0.171%), kendati dibebani oleh sektorTechnology (-0.117%), Transportation & Logistic (-0.305%), Consumer Cyclicals (-0.322%), Energy (-0.992%), Industrials (-1.217%), Healthcare (-1.288%), Consumer Non-Cyclical (-1.403%) yang mengalami pelemahan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6585 dan level resistance 6680. Bursa saham AS ditutup bervariatif pada penutupan akhir pekan lalu. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,2% atau 74 poin menjadi 35.677,02 menjadi rekor tertinggi sejak 16 Agustus. Namun, Indeks S&P 500 melemah 0,1% ke 4.544,9 sehari setelah mencetak rekor tertinggi. Nasdaq surut 0,8% ke 15.090,2. Sentimen pertama yaitu dari AS yang mana menyentuh level tertingginya, walaupun pada penutupannya sedikit terjadi pelemahan yang diperkirakan dari adanya aksi profit taking. Saat ini, Pelaku pasar memantau rilis kinerja keuangan emiten kakap seperti Facebook, Alphabet, Microsoft, Amazon dan Apple. Sepertiga konstituen indeks Dow Jones juga akan merilis kinerja keuangannya pekan ini, seperti Caterpillar, Coca-Cola, Boeing dan McDonald's. Sentimen kedua yaitu terkait kasus Evergrande di China yang mulai membaik, dimana raksasa properti tersebut menyatakan bahwa pihaknya telah memulai pengerjaan 10 proyek di 6 kota besar di China, termasuk Shenzhen. Perusahaan yang memikul utang senilai US$ 300 miliar ini belum menginformasikan ke publik, berapa proyek yang dihentikannya. Saat ini, total proyek perseroan mencapai 1.300 proyek di seluruh China. Sentimen ketiga yaitu dari dalam negeri, satgas penanganan Covid-19 pada Minggu (25/10/2021) melaporkan penambahan kasus baru 623 kasus, terendah sejak 4 Juni tahun lalu. Penambahan kasus selalu di bawah 1.000 orang per hari sejak 15 Juni lalu. Dalam 7 hari terakhir, rata-rata penambahan kasus sebanyak 769 orang, menjadi yang terendah sejak 8 Juni 2020. Sementara itu, pasien sembuh dilaporkan sebanyak 1.037 orang, dan yang meninggal dunia bertambah 29 orang. Dengan demikian, kasus aktif dilaporkan sebanyak 14.360 orang, berkurang 443 kasus dibandingkan Sabtu kemarin. Kasus aktif tersebut menjadi yang terendah sejak 22 Mei 2020. Rasio temuan kasus positif terhadap jumlah tes (positivity rate) berada di angka 0,46%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batasan positivity rate maksimal 5% agar bisa dikatakan pandemi terkendali. Sekarang Indonesia sudah jauh di bawah 5%, sehingga sudah masuk kategori terkendali. Kabar ini akan memacu selera mengambil risiko (risk appetite) investor karena keyakinan bahwa ekonomi akan pulih kian cepat di tengah pelonggaran aktivitas masyarakat. Sentimen terakhir yaitu yang masih menjadi perhatian pelaku pasar terkait arah perkembangan harga komoditas yakni batu bara, minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), dan komoditas logam. Jika koreksi berlanjut, maka saham-saham perbankan pun berpeluang terkena aksi ambil untung lanjutan.
PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71
Jakarta Pusat 10340, Indonesia
Website : www.erdikha.com